Apa itu Kekristenan ?
Apa itu Kekristenan ?
Ini adalah dasar Iman dan pondasi kami dalam Pelayanan
Mengapa Kekristenan Ada?
Pernahkah Anda bertanya, “Apa sebenarnya kekristenan itu?”
Apakah agama ini hanya kumpulan aturan ketat? Apakah ini tradisi para pendahulu? Ataukah hanya sekadar label identitas?
Kekristenan bukan pertama-tama soal apa yang manusia lakukan untuk Tuhan, tetapi tentang apa yang Tuhan lakukan untuk manusia. Kekristenan lahir dari sebuah kisah kasih kasih Allah yang turun ke dalam sejarah manusia, bukan sekadar untuk dilihat, tetapi untuk menyelamatkan.
Sekitar dua milenium yang lalu, di wilayah kecil yang bernama Yudea, lahirlah seseorang yang akan mengubah arah sejarah: Yesus Kristus. Ia bukan sekadar guru moral atau nabi besar.
Yesus lahir melalui karya Roh Kudus dalam kandungan Maria, seorang wanita dari keturunan Daud. Yusuf, suaminya, juga berasal dari garis yang sama. Dengan demikian, semua nubuat para nabi dalam Perjanjian Lama tergenapi bahwa Mesias akan datang melalui suku Yehuda dan keluarga Daud.
Selama ±3 tahun pelayanan-Nya, Yesus menyampaikan pesan yang tidak pernah terdengar sebelumnya: kasih yang melampaui batas, pengampunan tanpa syarat, dan undangan untuk kembali kepada Allah.
Ia melakukan tanda-tanda ajaib menyembuhkan orang lumpuh, membuka mata orang buta, membangkitkan orang mati, memberi makan ribuan orang, bahkan memerintah badai untuk diam. Namun yang terbesar dari semua itu adalah kasih-Nya bagi manusia.
Kekristenan berakar pada satu kebenaran besar: kita semua telah berdosa dan terputus dari Allah. Namun Allah tidak tinggal diam. Ia mengambil inisiatif.
Dia mengutus Anak-Nya, Yesus Kristus, untuk menggantikan kita di kayu salib. Dengan kematian-Nya, Dia menanggung hukuman dosa manusia agar hubungan kita dengan Allah dapat dipulihkan.
Seperti yang tertulis:
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Tetapi salib bukan akhir cerita. Pada hari ketiga, Yesus bangkit—mengalahkan kuasa dosa dan kematian. Melalui kebangkitan-Nya, Ia membuka jalan menuju kehidupan yang baru—hidup yang penuh harapan, pemulihan, dan tujuan.
Kehidupan ini bukan hanya menunggu di surga—ini dimulai sejak sekarang: menjadi garam dan terang di dunia, membawa kasih, harapan, dan perubahan bagi sesama hingga Dia datang kembali.
Menjadi Kristen bukan sekadar hadir di gereja atau menyebut diri sebagai orang beragama.
Menjadi Kristen berarti percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi. Ini berarti menyerahkan hidup kepada-Nya, menerima pengampunan-Nya, dan berjalan dalam kasih karunia-Nya.
Ketika seseorang percaya, Roh Kudus tinggal di dalam dirinya bukan sebagai tamu, tetapi sebagai Penolong, Pembimbing, Penghibur, dan Sumber kekuatan.
Perjalanan kekristenan bukan tentang kesempurnaan, melainkan tentang pertumbuhan. Bukan tentang ritual, tetapi hubungan. Bukan tentang teori, tetapi transformasi hidup.
Kekristenan adalah Sebuah Perjalanan Hidup
Kekristenan adalah perjalanan yang ditempuh bersama Tuhan setiap hari di tengah sukacita maupun pergumulan. Di dalam perjalanan ini, kita belajar menemukan makna hidup, mengalami damai yang tidak dapat dijelaskan oleh logika manusia, dan menjadi bagian dari keluarga besar Allah gereja. Di sana, kita saling menopang, bertumbuh, dan melayani, sambil menantikan kedatangan Kristus kembali.
Jadi, kekristenan adalah undangan Tuhan untuk dikenal, untuk diterima, dan untuk mengalami kasih-Nya. Dan bagi siapa pun yang membuka hati, perjalanan baru dimulai sebuah kehidupan bersama Sang Juruselamat yang hidup.