Layakkah Aku ?
Layakkah Aku ?
Ini adalah dasar Iman dan pondasi kami dalam Pelayanan
Pertanyaan yang Tidak Pernah Kita Ucapkan
Kadang ada pertanyaan yang tidak kita katakan dengan mulut, tetapi terus berbisik di dalam hati:
“Masih pantaskah aku datang kepada Tuhan?”
“Setelah semua kegagalan, dosa, dan kesalahan… apakah Tuhan masih mau menerima aku?”
“Apakah aku masih layak datang ke gereja?”
Banyak orang merasa jauh dari Tuhan bukan karena Tuhan meninggalkan mereka, tetapi karena rasa malu, rasa bersalah, atau penyesalan yang belum sembuh. Namun satu kebenaran ini perlu kita dengar: Tidak ada satu pun yang datang kepada Tuhan karena ia layak, kita datang karena Dia mengundang.
ika Tuhan hanya menerima yang sempurna, maka tidak ada seorang pun yang dapat mendekat kepada-Nya. Alkitab berkata: “Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Tidak ada pengecualian.
Tetapi kabar baiknya: Allah tidak menutup pintu bagi kita, justru Dia membuka jalan melalui kasih karunia-Nya. Ketika Adam dan Hawa jatuh, Allah bukan berkata “Kalian tidak boleh mendekat lagi.” Sebaliknya, Allah datang memanggil: “Di manakah engkau?” Pertanyaan itu bukan tentang lokasi tetapi undangan untuk kembali.
Yesus datang bukan untuk orang yang merasa sempurna, tetapi untuk mereka yang tahu bahwa mereka membutuhkan-Nya. Dia berkata: “Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.”
Yesus makan bersama pemungut cukai.
Dia berbicara dengan perempuan yang hidup dalam dosa.
Dia menyentuh orang yang dianggap najis oleh masyarakat.
Tidak ada satu pun yang datang kepada-Nya, lalu Dia berkata:
“Kamu terlalu rusak.”
“Kamu terlalu kotor.”
“Kamu tidak layak.”
Karena kasih karunia Tuhan lebih besar dari kegagalan manusia.
Ada orang berkata:
“Aku tidak mau ke gereja dulu, aku belum layak.”
Tetapi gereja bukan tempat untuk orang yang sudah sembuh.
Gereja adalah rumah sakit bagi yang terluka.
Tempat bagi yang lemah, yang jatuh, yang mencari harapan baru.
Gereja bukan galeri orang hebat gereja adalah tempat orang-orang biasa belajar berjalan bersama Tuhan. Jika semua yang hadir harus sempurna, pintu gereja tidak akan pernah dibuka.
Yesus tahu siapa kita. Dia tahu kegagalan kita, kebiasaan buruk yang sulit dilepaskan, dosa yang berulang, luka yang belum sembuh, dan air mata yang tidak pernah terlihat orang lain.
Namun salib membuktikan satu hal:
Tuhan tidak hanya melihat dosa kita. Dia membayar lunas semuanya.
Kita tidak datang kepada Tuhan karena kita bersih.
Kita datang supaya Dia yang membersihkan.
Jika ukuran layak adalah kesempurnaan manusia, maka jawabannya: Tidak.
Tetapi jika ukuran layak adalah kasih karunia dan pengampunan Kristus, maka jawabannya:
Ya, Engkau layak datang. Engkau disambut. Engkau diterima.
Karena kita datang bukan dengan kekuatan kita, tetapi dengan darah Yesus yang sudah tercurah bagi kita.